Skip to main content

Posts

How did i meet permaculture?

Many times what happens earlier is what leads you to what has to happen. Definisi Permaculture atau permakultur, menurut istilahnya bisa dicari ada banyak di Google. Disini saya coba untuk mendefinisikan permakultur menurut perspektif saya sendiri, ketika awal kenalan sampai pada akhirnya berada di dalam lingkarannya.. Dimana awal pertama bertemu dengan permakultur? mungkin berawal dari ketidaksengajaan dan ketidaktahuan pergi ke Bumi Langit  yang letaknya di kawasan    Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.  Tempat apa ini ? begitu datang sudah diajak untuk membuka alas kaki sendiri. Kaget dan antusias, mungkin ini moment yang paling saya ingat. Kenapa buka alas kaki? jawabanya sederhana, untuk mengenal ibu bumi. Manusia diciptakan dari tanah, namun kurang mengenal darimana asalnya, karena terbiasa dibungkus agar tak mudah merasa sakit. Waktu itu dijelaskan oleh Mas Tsalas bahwa saat melepaskan alas kaki, kita dapat mengenal dan merasakan tekstur yang ada dibawah kaki kit
Recent posts

2018!

Alhamdulillah diakhir tahun 2017, dipertemukan dengan buku yang berjudul "BIG MAGIC" karya penulis terkenal Elizabeth Gilbert, yang bukunya "Eat, Pray, Love" sempat jadi bestseller bahkan dibuat film. Belum tuntas baca bukunya, tapi cukup mengembalikan mood untuk bisa nulis kembali.. Buku ini lebih banyak membahas tentang perburuan menemukan kehidupan kreatif.  Dari sini menemukan makna kehidupan kreatif dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya sekedar membuat karya lukis,menggambar, menari atau bernyanyi. Nyatanya kehidupan kreatif itu adalah perburuan untuk menemukan permata atau harta karun, menjalani kehidupan dengan lebih mengandalkan keingintahuan daripada rasa takut. Pada akhirnya kehidupan kreatif akan menjadikan kehidupan lebih bermakna. Dan tentu saja setiap individu punya harta karunnya masing-masing. 2018 tiba! tak ada keinginan untuk menyambut kedatanganya dengan meriah, cukup dengan refleksi, kumpul bersama keluarga, tidur, melihat ku

Falling In Love

She is falling in love with her problems, angers, and anxieties. This feeling is very horrifying, She is trying to describe into beautiful words. She is trying to fall in love with every single path of her journey, and explain it into simple or complex sentences, hopefully it could be meaningful.  She also wants describe it with pictures.  This kind of visual expression which has same beautiful meaning as words.  It would be her self-development story in every journey of her life. There’s always stoppages drop in,  and She convinced even just a short or long stoppage it would be make a big impact for her journey. When the condition has changed, when the journey is going better, when the comprehension is growing larger, when the awareness has increased, when mind and heart more stable than before. When she re-read this page, She would be ready to smile or laugh for past moment that She had been through. She will be aware that She had arrived on this position and

J E D A

Tiap orang bisa merencanakan tujuan. Namun sulit menerka akhir perjalanan. Yang bisa dilakukan selekasnya melangkah. Dengan derap yang tak boleh setengah-setengah. Berucap syukur pada-Nya sepanjang jalan yang terus menyerta. Menghayati keindahan tanah air. Menghirup keragaman yang tak boleh berakhir. Namun mustahil terus menerus berlari. Pemahaman kadang muncul saat berhenti. Waktunya mengambil jeda beberapa saat. Agar riwayat tak lekas tumpat pedat. Memahamai perubahan yang begitu cepat. Mejaga saujana agar terus terlihat. Menyegarkan lagi khidmatnya menjadi Indonesia. Siapa tahu dapat berbagi hal yang berharga. Jika saatnya bergerak sudah menjelang. Insyallah aku akan kembali datang . Menyongsong segala yang akan tiba. Dengan derap yang semoga lebih bertenaga. Berkarya dengan sepenuh daya. Sembari memberi makna walau dalam jeda. -Najwa Shihab- Seolah aku merasakan ada di titik yang sama dengan apa yang di

Loving Speech and Deep Listening

Pada bulan Mei yang lalu saya melewati perjalanan hidup saya dan berkenalan dengan Buddha, dengan para biksu dan bikuni yang merupakan murid dari guru Thich Nhat Hanh, Plum Village International. Banyak hal yang saya temui disini, dan mencoba untuk memahami apa esensi dari semua yang mereka lakukan.. Salah satunya adalah mereka sukses mengingatkanku akan salah satu surat di Al-Quran. 3:159. Satu hari dalam sesi Dharma Sharing, seorang biksu berbagi cerita yang sederhana. Sangat sederhana malah. Tapi entah kenapa saya begitu antusias menyimak sementara yang lainnya nampak antusias menguap hihi Ada satu hal yg saya highlight "always practice loving speech and deep listening" Saya mengutip sedikit dari ayat 3:159. "Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu". Menurutku, 2 kalimat ituu artinya dalem banget. Loving speech berarti kita berbicara dengan lemah lembut, walaupun tidak nyaman akan sesuatu hal akan o

Pilih yang mana?

Menurutku, menentukan pilihan yang paling mudah adalah menentukan mana yang baik atau buruk. Yang paling sulit adalah ketika pilihan yang datang itu baik dan baik. Baik menurut siapa? Baik menurut perspektif orang lain? Atau siapa? Sehingga seringkali saya pun ragu dan bingung untuk memilih.  saya baru menyadari bahwa pilihan ini sering kali baik, tapi menurut perspektif orang lain. Hari ini, di saur pertama bulan Ramadhan. Saya mendapat jawabannya yang saya tangkap dari ucapan bapak ustad. "Seluruh pilihan itu baik, pilihan yang sudah ditentukan pastinya baik. Tapi baik berdasarkan apa? Perspektif egomu atau nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran?, seringkali kita keliru akan hal ini" Munculnya jawaban ini buat saya flashback, dan kontemplasi akan Al-Quran. Al-Quran sebagai "manual book" manusia punya akal, manusia yang tinggal di bumi. Al-Qur'an itu ada alam semesta di dalamnya. Al-Quran karya sastra dari Sang Khaliq, penuh perumpamaan yang indah. Aka

Transformasi massal

Sore ini, sehabis berkebun bersama petani, kurebahkan tubuhku yang tipis di sofa berwarna hijau. Ada koran Kompas hari ini (25/5/2016) terletak rapi di atas meja. Isi berita nya pun tak habis-habisnya tentang korupsi, kekurangan swasembada pangan, bencana alam dsb. Ada artikel menarik yang membuatku sangat ingin membacanya secara mendalam.  Nama penullisnya adalah Bambang Hidayat, seorang Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Di akhir paragraf karyanya, ada beberapa kalimat yang membuat saya berfikir penuh dengan apa yang beliau tulis.. "Dalam buku ajar ekologi sederhana dapat ditemui bahwa ilmu itu adalah pengetahuan mengenai hubungan timbal balik antara serba hidup dan lingkungannya dimana serba hidup itu tumbuh dan berkembang. Makna yang dapat kita tuai adalah pemekaran benih adab untuk mengecambahkan kualitas luhur kemanusiaan. Ini bukan upaya transfromasi massal agar semua orang menjadi ahli lingkungan, melainkan pengimbang tanggung jawab sesama agar ada waris