Skip to main content

J E D A


Tiap orang bisa merencanakan tujuan.

Namun sulit menerka akhir perjalanan.

Yang bisa dilakukan selekasnya melangkah.

Dengan derap yang tak boleh setengah-setengah.
Berucap syukur pada-Nya sepanjang jalan yang terus menyerta.
Menghayati keindahan tanah air.
Menghirup keragaman yang tak boleh berakhir.
Namun mustahil terus menerus berlari.
Pemahaman kadang muncul saat berhenti.
Waktunya mengambil jeda beberapa saat.
Agar riwayat tak lekas tumpat pedat.
Memahamai perubahan yang begitu cepat.
Mejaga saujana agar terus terlihat.

Menyegarkan lagi khidmatnya menjadi Indonesia.
Siapa tahu dapat berbagi hal yang berharga.
Jika saatnya bergerak sudah menjelang.
Insyallah aku akan kembali datang .
Menyongsong segala yang akan tiba.
Dengan derap yang semoga lebih bertenaga.
Berkarya dengan sepenuh daya.
Sembari memberi makna walau dalam jeda.
-Najwa Shihab-


Seolah aku merasakan ada di titik yang sama dengan apa yang diungkapkan tokoh inspiratif Najwa Shihab saat menutup sesi terakhir acara Mata Najwa beberapa bulan yang lalu.
Jika ditanya mau kemana setelah ini? Aku hanya bisa menjawab dengan senyuman.
Mungkin sebagian yang bertanya-tanya. Ungkapan diatas sangat mewakili perasaanku beberapa bulan kebelakang ini. Semoga bisa menjawab.
Tidak memaksa untuk bisa memahami dan mengerti karena setiap individu berhak mempunyai opininya masing-masing.

I am just pause for a while
J E D A
4 bulan lebih 13hari tak terasa.
Kini saatnya bergerak telah tiba
Dengan derap yang lebih bertenaga
Mari Selekasnya melangkah
Dengan langkah yang tak boleh setengah-setengah
Tak lupa memakai hati dalam segala karya
Dengan ikhtiar sepenuh daya
Hingga akhirnya menjadi berjaya.

Bismillahirrahmanirrahim..

Comments

Popular posts from this blog

HAI BOMBANA!

Sebuah proyek yang membuat saya merasakan kembali terbang di udara, menembus awan, menikmati pemandangan laut dengan bulatan-bulatan abstrak pulau tak berpenghuni,  gunung-gunung yang dihiasi hijaunya tumpukan pepohonan, dan mendarat dengan jiwa yang siap berpetualang namun sedikit khawatir ( because it was my first experience go to  the strange place, alone! ) ke daerah yang saya cari informasinya di google masih sangat minim sekali. HAI BOMBANA! Salam Kenal dari seorang gadis 21 tahun yang penasaran akan keadaanmu disana. Indonesia bagian Timur.. Bombana merupakan salah satu kabupaten yang terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten yang masih sederhana, belum ada lampu merah, tapi sangat kaya akan sumber daya alamnya. Belum banyak orang mengenal daerah ini, karena kabupaten ini baru terbentuk yang merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Buton. Dari Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya dari Bandar Udara Haluleo

HAI BOMBANA! Part 2

Selanjutnya, proyek ini terus menuntun saya ke ujung selatan Kab. Bombana, membawa saya masuk ke dalamnya, menyusuri jalan berkelok-kelok dengan sisi jalan yang dihiasi pepohonan jambu mete hingga sampai ke salah satu desa yang terletak di atas bukit, Desa Balasari. Akses jalan masih sulit untuk dilalui mobil, karena belum di aspal. Sehingga mau tidak mau saya harus menggunakan motor. Sinyal pada telepon genggam juga tidak terdeteksi disini. Panas terik matahari juga ikut membakar semangat saya untuk bertugas dan berusaha mendapatkan sesuatu yang asing tetapi harus unik! Langit sangat cerah, mendukung saya untuk beraktivitas dikala siang itu. Nampak jalan yang belum diaspal, tapi suguhan pemandangan sekitar menyulap perjalanan saya menjadi nikmat. Tak jarang pohon-pohon besar yang tumbuh dibabat habis dan dibakar di sebagian lahan untuk dialihfungsikan sebagai perkebunan dan pertanian warga. Desa Balasari sangat kaya akan perkebunan Jambu Monyet/Jambu Mete/Mede (

Transformasi massal

Sore ini, sehabis berkebun bersama petani, kurebahkan tubuhku yang tipis di sofa berwarna hijau. Ada koran Kompas hari ini (25/5/2016) terletak rapi di atas meja. Isi berita nya pun tak habis-habisnya tentang korupsi, kekurangan swasembada pangan, bencana alam dsb. Ada artikel menarik yang membuatku sangat ingin membacanya secara mendalam.  Nama penullisnya adalah Bambang Hidayat, seorang Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Di akhir paragraf karyanya, ada beberapa kalimat yang membuat saya berfikir penuh dengan apa yang beliau tulis.. "Dalam buku ajar ekologi sederhana dapat ditemui bahwa ilmu itu adalah pengetahuan mengenai hubungan timbal balik antara serba hidup dan lingkungannya dimana serba hidup itu tumbuh dan berkembang. Makna yang dapat kita tuai adalah pemekaran benih adab untuk mengecambahkan kualitas luhur kemanusiaan. Ini bukan upaya transfromasi massal agar semua orang menjadi ahli lingkungan, melainkan pengimbang tanggung jawab sesama agar ada waris