Skip to main content

2018!

Alhamdulillah diakhir tahun 2017, dipertemukan dengan buku yang berjudul "BIG MAGIC" karya penulis terkenal Elizabeth Gilbert, yang bukunya "Eat, Pray, Love" sempat jadi bestseller bahkan dibuat film. Belum tuntas baca bukunya, tapi cukup mengembalikan mood untuk bisa nulis kembali..


Buku ini lebih banyak membahas tentang perburuan menemukan kehidupan kreatif. Dari sini menemukan makna kehidupan kreatif dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya sekedar membuat karya lukis,menggambar, menari atau bernyanyi. Nyatanya kehidupan kreatif itu adalah perburuan untuk menemukan permata atau harta karun, menjalani kehidupan dengan lebih mengandalkan keingintahuan daripada rasa takut. Pada akhirnya kehidupan kreatif akan menjadikan kehidupan lebih bermakna. Dan tentu saja setiap individu punya harta karunnya masing-masing.

2018 tiba! tak ada keinginan untuk menyambut kedatanganya dengan meriah, cukup dengan refleksi, kumpul bersama keluarga, tidur, melihat kupu-kupu dikebun, lanjut baca buku "BIG MAGIC".

Ada kisah yang sayang sepertinya jika tidak dibagikan selama 12 bulan kebelakang ini..

Desember 2017, berlalu seperti kilat, cepat dan bercahaya. Langkah kaki berderap lebih kencang namun berseri. Banyak sekali guru kehidupan yang datang dan menginspirasi. Semua terlihat bahagia.

November 2017, dipertemukan dengan Founder C59, BapakWiwied sosok inspiratif, yang mau mengorbankan waktunya untuk seorang anak gadis berusia 24 tahun yang sedang kebingungan saat itu. Satu hal yang paling membekas ketika beliau bertanya arti dari namaku sendiri..
  
VANIA ?

Berasal dari bahasa Rusia yang artinya anugerah dari Tuhan yang paling berharga dan membahagiakan (sumber dari bapak kandung sendiri). Nama adalah do'a, selain sebagai identitas juga akan memberikan pengaruh baik buruknya terhadap kehidupannya kelak. Nama yang bagus dan bermakna akan memengaruhi jiwa dan kehidupan bagi sang punya nama. Dari yang kudapat dari petuahnya pak Wiwied, bahwa kita bisa membentuk peranan kita berdasarkan dari arti nama kita sendiri. Dari arti nama diatas, mungkin berarti disetiap langkah kakiku berjalan akan membawa kebahagiaan dan memberikan kenangan berharga untuk siapapun disekitarku.. Namun, yang terpenting adalah jujur pada diri sendiri bahwa "aku juga bahagia".


Oktober, September, Agustus, Juli, Juni.
Masa Jeda. Disaat dimana tidak berencana melakukan apapun.. mencoba untuk menyelami diri, menuruti kata hati apa yang sesungguhnya ingin dirasakan dan dilakukan.. terjadi pergejolakan perasaan & pikiran yang kadang meledak, redup, gelisah, takut, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, frustasi dan mengeluh. Yaa.. saat itu aku tenggelam di rasa kecewa akan diri sendiri yang tidak bertanggung jawab dalam segala aspek, mungkin saja ada faktor ketidakdewasaan, kecerobohan, dan kenekatan.
5 bulan waktu yang cukup lama untuk bisa mengolah rasa itu..
Namun aku merasa terhibur ketika membaca buku Big Magic, hal 154:
 Belajar untuk mengatasi kekecewaan dan frustasimu adalah bagian dari pekerjaan orang kreatif. Frustasi bukan sesuatu yang menggangu prosesmu, frustasi adalah proses itu sendiri. 
Mei, kembali dipertemukan dengan Buddha, kembali diingatkan untuk tetap selalu sadar, dari hal yang sederhana yaitu sadar terhadap nafasmu. Dengan kembali ke nafas, kamu dapat menahan amarah, saat kamu dapat bersyukur bahwa kamu sedang diberikan kenikmatan hidup oleh Tuhan, saat kembali ke nafas kamu sadar..
Satu hal lagi yaitu mengenal arti keberagaman yang sesungguhnya.
Kalau kata Bapak Quraisy Shihab "Tuhan menciptakan kita berbeda", dan ujian bagi kita sebagai manusia, bagaimana kita memaknai dan memandang keberagaman yang selalu hadir setiap saat dalam kehidupan kita?
Menurutku seperti halnya orkestra yang terdiri dari kumpulan beragam alat musik yang menghadirkan harmoni musik yang sungguh enak didengar. Tanpa adanya keberagaman tak ada harmoni, tanpa ada harmoni tak ada keindahan, semua akan jadi terasa membosankan.  Keberagaman merupakan karya Tuhan yang paling kreatif. Indah untuk dipandang dan dirasakan.

Maret-April. Permakultur memberikan perspektif baru, memantapkan lagi pernyataan bahwa "Everything is Connected". Segala hal yang ada di alam semesta semuanya bersinergi. Manusia sebagai khalifah memiliki peranan penting untuk bisa me-manage itu semua yang ada di alam.
Random buka-buka youtube nemu video clip nya Oh Wonder - All We Do.  kesentuh dengan kata-kata pembuka di awal.."be a human is pretty much the hardest thing to be"

Februari.. tepat 24 tahun di tanggal 24..
Ketika  tidak tahu apa sebenarnya yang sedang dilakukan, semua terasa gelap, mengambang dan melayang. Rasanya seperti mengawang-awang di angkasa..

Januari.
Bersama dengan yang lainnya melahirkan suatu tempat yang  harapannya menjadi sumber cahaya untuk siapa saja yang datang, saling berbagi cahaya positifnya masing-masing,  harapannya menjadi nyaman bagi semua orang dengan warnanya masing-masing yang saling mendukung.. sehingga ketika warna-warna itu bersatu, terbentuklah satu cahaya yang terang.. menerangi jalan setiap orang..


2017 tuntas! terimakasih sudah bertumbuh bersama Vania..

2018! Kini saatnya melangkah lebih mantap, menumbuhkan kehidupan kreatif menurut versi Vania yang insha allah bermakna dan membahagiakan, semoga ada hati yang bisa dijadikan rumah bersama.. 

Comments

Popular posts from this blog

HAI BOMBANA!

Sebuah proyek yang membuat saya merasakan kembali terbang di udara, menembus awan, menikmati pemandangan laut dengan bulatan-bulatan abstrak pulau tak berpenghuni,  gunung-gunung yang dihiasi hijaunya tumpukan pepohonan, dan mendarat dengan jiwa yang siap berpetualang namun sedikit khawatir ( because it was my first experience go to  the strange place, alone! ) ke daerah yang saya cari informasinya di google masih sangat minim sekali. HAI BOMBANA! Salam Kenal dari seorang gadis 21 tahun yang penasaran akan keadaanmu disana. Indonesia bagian Timur.. Bombana merupakan salah satu kabupaten yang terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten yang masih sederhana, belum ada lampu merah, tapi sangat kaya akan sumber daya alamnya. Belum banyak orang mengenal daerah ini, karena kabupaten ini baru terbentuk yang merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Buton. Dari Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya dari Bandar Udara Haluleo

HAI BOMBANA! Part 2

Selanjutnya, proyek ini terus menuntun saya ke ujung selatan Kab. Bombana, membawa saya masuk ke dalamnya, menyusuri jalan berkelok-kelok dengan sisi jalan yang dihiasi pepohonan jambu mete hingga sampai ke salah satu desa yang terletak di atas bukit, Desa Balasari. Akses jalan masih sulit untuk dilalui mobil, karena belum di aspal. Sehingga mau tidak mau saya harus menggunakan motor. Sinyal pada telepon genggam juga tidak terdeteksi disini. Panas terik matahari juga ikut membakar semangat saya untuk bertugas dan berusaha mendapatkan sesuatu yang asing tetapi harus unik! Langit sangat cerah, mendukung saya untuk beraktivitas dikala siang itu. Nampak jalan yang belum diaspal, tapi suguhan pemandangan sekitar menyulap perjalanan saya menjadi nikmat. Tak jarang pohon-pohon besar yang tumbuh dibabat habis dan dibakar di sebagian lahan untuk dialihfungsikan sebagai perkebunan dan pertanian warga. Desa Balasari sangat kaya akan perkebunan Jambu Monyet/Jambu Mete/Mede (

Transformasi massal

Sore ini, sehabis berkebun bersama petani, kurebahkan tubuhku yang tipis di sofa berwarna hijau. Ada koran Kompas hari ini (25/5/2016) terletak rapi di atas meja. Isi berita nya pun tak habis-habisnya tentang korupsi, kekurangan swasembada pangan, bencana alam dsb. Ada artikel menarik yang membuatku sangat ingin membacanya secara mendalam.  Nama penullisnya adalah Bambang Hidayat, seorang Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Di akhir paragraf karyanya, ada beberapa kalimat yang membuat saya berfikir penuh dengan apa yang beliau tulis.. "Dalam buku ajar ekologi sederhana dapat ditemui bahwa ilmu itu adalah pengetahuan mengenai hubungan timbal balik antara serba hidup dan lingkungannya dimana serba hidup itu tumbuh dan berkembang. Makna yang dapat kita tuai adalah pemekaran benih adab untuk mengecambahkan kualitas luhur kemanusiaan. Ini bukan upaya transfromasi massal agar semua orang menjadi ahli lingkungan, melainkan pengimbang tanggung jawab sesama agar ada waris