Menurutku, menentukan pilihan yang paling mudah adalah menentukan mana yang baik atau buruk.
Yang paling sulit adalah ketika pilihan yang datang itu baik dan baik. Baik menurut siapa? Baik menurut perspektif orang lain? Atau siapa? Sehingga seringkali saya pun ragu dan bingung untuk memilih. saya baru menyadari bahwa pilihan ini sering kali baik, tapi menurut perspektif orang lain.
Hari ini, di saur pertama bulan Ramadhan. Saya mendapat jawabannya yang saya tangkap dari ucapan bapak ustad.
"Seluruh pilihan itu baik, pilihan yang sudah ditentukan pastinya baik. Tapi baik berdasarkan apa? Perspektif egomu atau nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran?, seringkali kita keliru akan hal ini"
Munculnya jawaban ini buat saya flashback, dan kontemplasi akan Al-Quran. Al-Quran sebagai "manual book" manusia punya akal, manusia yang tinggal di bumi. Al-Qur'an itu ada alam semesta di dalamnya. Al-Quran karya sastra dari Sang Khaliq, penuh perumpamaan yang indah. Akan bisa dipahami kalau kita masuk kedalam diri dan terus mencari. Ya, Al-Quran mengajak kita manusia untuk mengolah rasa, mengikat makna.
Selalu muncul pemahaman baru yang tentunya masih dangkal bila dibandingkan ilmu Allah. Ada 2 kemungkinan yang terjadi, pemahaman ini akan semakin dalam dan bermakna atau pemahaman ini keliru dan akan digantikan dengan pemahaman yang baru suatu saat nanti.
Setiap langkah tentunya tidak ada yang sia-sia jika mau berusaha untuk memaknainya. I Learn each moment. Begitu kata Thich Nhat Hanh. Membuat saya selalu penasaran akan hari esok, dan siap menikmati kejutan yang datang. Kamu?
Comments
Post a Comment