Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Menapaki Bengkulu yang Berliku-liku

Jadi kamu mau fokus ke Semeru atau nyari uang Nya? Salah satu pertanyaan yang terlontar membuat saya berpikir lebih dalam. Jadi saya punya rencana berangkat backpacker -an ke Malang tepatnya ke Gunung Semeru, tapi harus nyari uang tambahan untuk bisa membiayai ongkos perjalanan dan bekal ke sana. Sebenarnya bebas mau gunung apa, asalkan saya bisa mendaki sampai puncaknya juga sudah cukup. Because one of my bucket list is reach on the top of the mountain. Ya, saya jawab saja sebenarnya saya fokusnya ke Semeru sih, ya tapikan butuh uang kesana juga.  Pertanyaan dan pernyataan selanjutya pun terlontar dengan nyeplos. Siapa tau kamu kesana ga cuma diongkosin tapi di bayar. Terus kenapa cuma Semeru? Kenapa ga seluruh Indonesia aja? JLEB! Betul juga ya? Apalagi angan-angan dari dulu itu ingin bertemu langsung satwa-satwa endemik di Indonesia di habitat aslinya bukan kebun binatang. Cuma untuk jadi kenyataan pun mungkin sulit.  (saya harus mention nama tokoh hebat yang terlibat d

Sunflowers never cease to amaze me

Sudah sedari dulu ingin sekali punya bunga matahari yang tumbuh di pekarangan rumah. Mekar dengan pancaran warna kuningnya yang cerah, tumbuh mengikuti arah sorotan sinar matahari. Sedap! Bunga matahari ( Helianthus annuus) pertamaku sukses tumbuh di pekarangan berkat sumbangan bibit dari salah satu tokoh inspiratifku yaitu om Sudarmanto Edris (bisa cek sosial medianya @sangpemotret). Beliau lebih senang di panggil tukang motret daripada fotografer hehe, pecah banget karyanya terutama untuk foto-foto makro nya. Banyak hal yang sangat menginspirasi dari beliau ini, salah satunya beliau suka menanam di pekarangan rumahnya, dan hampir seluruh objek fotonya itu dari pekarangan rumahnya sendiri. Kerenya adalah beliau sengaja menanam, sekaligus ngejaga penghuni yang ada di tiap tanaman. Sebut saja sang penghuni pohon jeruk nipis, ulat ( Papilio memon) yang lagi rakus banget makanin dedaunannya. “ Itu ulat aku biarkan saja disitu, ngga aku bunuh. Dan yang aku baru tau itu ternyata ula

22. "Where have you been twenty two?" Upsss sorry i mean, Finally I found you twenty two!

“Darimana saja kamu! baru merasakan dan menyadari hal seperti ini sekarang”. Ya pernyataan seperti ini selalu muncul di dalam benakku, berulang-ulang kali di tiap kondisi tertentu. Saya anggap pernyataan itu adalah wujud penyesalan. Saya tidak akan membiarkan pernyataan diatas terus tersirat   karena saya tidak ingin menyesali apa yang telah saya perbuat. Kekeliruan, kesalahan, kejahatan, kebaikan, kesukaran, kemudahan yang lalu. Semua itu sudah menjadi sejarah. “Sejarah adalah sesuatu yang dapat berbicara walaupun bisu dan hidup walaupun terkubur di lapisan bumi yang paling bawah” (Kutipan yang luar biasa dari penulis Dr. Muhammad Yahya Waloni, 2007 ). Simpan sejarah itu baik-baik di dalam memori mu jadikan itu sebagai pengalaman dan pelajaran hidup yang tidak semua orang mengalaminya untuk bekal di masa depan . Sungguh saya akan terus berusaha untuk tidak memunculkan perkataan seperti itu di dalam benakku kali ini, sejam kemudian, besoknya, seminggu kemudian dan seterusny

HAI BOMBANA! Part 2

Selanjutnya, proyek ini terus menuntun saya ke ujung selatan Kab. Bombana, membawa saya masuk ke dalamnya, menyusuri jalan berkelok-kelok dengan sisi jalan yang dihiasi pepohonan jambu mete hingga sampai ke salah satu desa yang terletak di atas bukit, Desa Balasari. Akses jalan masih sulit untuk dilalui mobil, karena belum di aspal. Sehingga mau tidak mau saya harus menggunakan motor. Sinyal pada telepon genggam juga tidak terdeteksi disini. Panas terik matahari juga ikut membakar semangat saya untuk bertugas dan berusaha mendapatkan sesuatu yang asing tetapi harus unik! Langit sangat cerah, mendukung saya untuk beraktivitas dikala siang itu. Nampak jalan yang belum diaspal, tapi suguhan pemandangan sekitar menyulap perjalanan saya menjadi nikmat. Tak jarang pohon-pohon besar yang tumbuh dibabat habis dan dibakar di sebagian lahan untuk dialihfungsikan sebagai perkebunan dan pertanian warga. Desa Balasari sangat kaya akan perkebunan Jambu Monyet/Jambu Mete/Mede (

HAI BOMBANA!

Sebuah proyek yang membuat saya merasakan kembali terbang di udara, menembus awan, menikmati pemandangan laut dengan bulatan-bulatan abstrak pulau tak berpenghuni,  gunung-gunung yang dihiasi hijaunya tumpukan pepohonan, dan mendarat dengan jiwa yang siap berpetualang namun sedikit khawatir ( because it was my first experience go to  the strange place, alone! ) ke daerah yang saya cari informasinya di google masih sangat minim sekali. HAI BOMBANA! Salam Kenal dari seorang gadis 21 tahun yang penasaran akan keadaanmu disana. Indonesia bagian Timur.. Bombana merupakan salah satu kabupaten yang terletak di sebelah selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten yang masih sederhana, belum ada lampu merah, tapi sangat kaya akan sumber daya alamnya. Belum banyak orang mengenal daerah ini, karena kabupaten ini baru terbentuk yang merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Buton. Dari Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya dari Bandar Udara Haluleo