“Darimana saja
kamu! baru merasakan dan menyadari hal seperti ini sekarang”. Ya pernyataan
seperti ini selalu muncul di dalam benakku, berulang-ulang kali di tiap kondisi
tertentu. Saya anggap pernyataan
itu adalah wujud penyesalan. Saya tidak akan membiarkan pernyataan diatas terus
tersirat karena saya tidak ingin
menyesali apa yang telah saya perbuat. Kekeliruan, kesalahan, kejahatan,
kebaikan, kesukaran, kemudahan yang lalu. Semua itu sudah menjadi sejarah.
“Sejarah adalah sesuatu yang dapat berbicara walaupun bisu dan hidup walaupun
terkubur di lapisan bumi yang paling bawah” (Kutipan yang luar biasa dari penulis Dr. Muhammad Yahya Waloni, 2007). Simpan sejarah itu
baik-baik di dalam memori mu jadikan itu sebagai pengalaman dan pelajaran hidup
yang tidak semua orang mengalaminya untuk bekal di masa depan. Sungguh saya akan terus berusaha untuk
tidak memunculkan perkataan seperti itu di dalam benakku kali ini, sejam
kemudian, besoknya, seminggu kemudian dan seterusnya. Dan akan saya ganti menjadi “Luar biasa,
Alhamdulillaah ya Allah telah
memberikanku petunjuk, memberikanku kesempatan untuk mengetahui walaupun hanya
sebagian kecil Ilmu dari bermilyar-milyar misteri Ilmu-Mu yang saat ini masih
banyak yang belum terungkap, menyadarkan ku betapa besarnya kuat dan besarnya
kekuasaan-Mu.“
24 Februari
2015. Saya dipertemukan dengan angka 22. Mengapa ketemu? Saya tidak tau pasti,
tapi saya merasa memang baru sekarang dipertemukan dengan kesempatan untuk
menyadari satu hal secara mendalam di dua puluh dua. Apa itu? PENCAPAIAN
TARGET. Saat sebelumnya saya masih pasrah terhadap semuanya, istilah kasarnya
masa bodoh dengan apa yang akan saya capai, jelek yaudaah de, bagus
alhamdulilaah. Sebut saja pada saat masuk universitas, saya tidak terlalu ambil
pusing dan sungguh-sungguh dalam memilih jurusan ataupun universitas mana yang
saya ingini. Hingga akhirnya masuk di universitas negeri di Bandung dengan
jurusan Biologi. Banyak yang bilang mau jadi apa kamu? Mau jadi apa ya urusan
nanti. Ya saya tetap menjalaninya, konsentrasi bercabang antara ngoprek sosial
media, main dan belajar. Pada akhirnya jadi lulusan dengan IPK baik tapi bukan yang
terbaik and just let it flow.”But life
keeps on turning,all you have to do is go forward and do the best as long as
you can right?.” Angka 22 memang bukan sekedar angka, saya baru merasakan a real sweet seven-teenth ya di 22 atau
saya harus ganti sweet twenty-second.
Tidak ada kue dan lilin yang datang untuk 22, saya membuatnya sendiri hari itu.
Tidak ada kado yang menumpuk untuk 22, tetapi saya merasakan ada hadiah lain
yang tidak kasat mata, tidak dapat dirasakan lidah, tidak dapat diraba yaitu
KESADARAN.
“Raih dan
kejarlah cita-citamu setinggi mungkin, jangan mudah putus asa!” hidup selama 22
tahun di dunia, sudah sering sekali mendengar motto, kalimat perintah,
pernyataan seperti itu. Ya, saya tahu, hanya sekedar tahu. Konteks kesadaran bagi
saya sangat luas. Namun, saya coba untuk dekripsikan sebagian kecilnya yaitu ketika
kita sudah mengetahui makna dan mendalami makna kalimat perintah yang cukup
sederhana, ditanam dalam diri dengan semangat dipupuki dan disirami dengan
ikhtiar. Sampai pada akhirnya ia tumbuh besar nyata dalam bentuk pergerakan terus maju ke depan. Nothing instant, Everything needs process! And
don’t forget Allah SWT test different peopIe with different trials, because everyone has a different level of
patience, tolerance, and faith! All you have to do is keep moving
forward, be patient and ikhtiar. I think my big obstacle is I have so many To-Do list, but I haven’t arrange schedule for the target yet. So I don’t feel like chasing for something and laziness dominate my body.
That’s my duty to handle this!
Bagi teman-teman
yang membaca mungkin muncul berbagai opininya masing-masing, mungkin ada yang
bilang “kemana aja sih lu?”, “apaan sih
ni orang?”, “buseet ni orang tertinggal banget sih baru sadar di umur 22” or
whatever. Untuk kalian yang udah sadar sedari dulu, saya salut! Saya yakin hidup kalian sudah
sukses, atau sudah dekat dengan kesuksesan. Untuk yang belum atau baru diberi
KESADARAN seperti saya ini semoga bisa terus berusaha, terus maju, dan
melakukan yang terbaik sekuat tenaga seperti orang-orang yang lebih dulu sadar.
Comments
Post a Comment